"Therefore, the essential humanity of men can be protected and preserved only where government must answer — not just to the wealthy, not just to those of a particular religion, or a particular race, but to all its people."
-Robert Francis Kennedy (1925-1968, US Attorney General, Senator, Brother of President Kennedy)
Hari ini, 9 April 2014, semua orang di Indonesia diliburkan sebab mereka diberikan kesempatan untuk memilih perwakilan mereka yang nantinya akan menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah dan membuat suatu tatanan masyarakat yang memadai di zaman sekarang untuk menggantikan tatanan lawas yang tidak lagi relevan. Tentu saja, karena banyaknya figur-figur asing dalam kertas suara yang akan kita gunakan itu kita kemudian menjadi bingung siapakah yang pantas mewakili kita di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sebagaimana yang dikatakan di atas oleh Bobby Kennedy, bahwa pemerintah tidak hanya harus mendengar kepada golongan tertentu saja di dalam parlemen melainkan juga harus membuat keputusan yang memang menjawab keinginan rakyat secara keseluruhan maka perlu adanya keterwakilan yang berimbang di parlemen. Keterwakilan yang berimbang itu maksudnya adalah proporsi yang seimbang antara kubu satu dengan kubu yang lainnya. Proporsi ini tidak melulu soal data kuantitatif, melainkan juga persoalan kualitatif. Suara dari satu orang yang memiliki kharisma tinggi mampu mengalahkan suara dari 800 orang dari golongan lain yang memiliki perbedaan pandangan, itu salah satu contoh hal kualitatif yang mempengaruhi keterwakilan berimbang dalam parlemen. Memilih perwakilan kita di parlemen, selalu harus membutuhkan kecocokan secara pribadi, karena yang kita pilih itu mewakili keinginan-keinginan kita sendiri secara pribadi. Kalo tidak ada kecocokan secara pribadi, pasti ada paksaan padahal demokrasi itu-dalam hal ini-tidak memaksa.
Lalu juga soal kharisma itu tadi, apakah suara yang orang satu itu bisa mengimbangi suara yang lain yang kurang sesuai dengan kehendak kita padahal yang setuju banyak. Kharisma, salah satu alasan mengapa seseorang layak dan pantas untuk dijadikan panutan bagi yang lain. Pilihlah orang yang ada bakat untuk mengubah citra parlemen yang dalam lima tahun terakhir ini sangat buruk, dan orang jadi malas ngurus politik gara-gara itu. Pilih yang pergaulannya luas dan sahabatnya banyak, itu pasti orang yang punya kharisma. Perlu dicatat, tidak semua pemimpin-entah itu pemimpin organisasi, pemimpin kantor, bahkan pemimpin negara-itu punya kharisma. Jadi kalau ada yang mengumumkan track recordnya sebagai ini itu dsb jangan langsung dipercaya begitu sebab belum tentu dia bisa mewakili dengan baik.
Tidak semua yang promosi paling kenceng itu layak lho dipilih. Kita juga harus bisa introspeksi, bagaimana kita mau mendapatkan yang kita inginkan kalau kita apatis pada politik, milih orang asal-asalan ujung-ujungnya marah-marah dan menyindir. Padahal sumber dari ketidakterwakilkannya keinginan dan aspirasi itu kita sendiri juga karena kita yang memilih. Maka melalui tulisan ini saya memberi batasan-batasan supaya kita tahu siapa yang pantas kita pilih, jangan asal-asalan dan jangan sampai tertipu dengan janji-janji yang memuakkan dari beberapa orang yang tidak seharusnya mencalonkan diri. Lebih baik kita prioritaskan orang-orang yang promosinya dikit, lebih banyak diam, karena biasanya diam itu emas. Kalau ada yang bilang calon itu jarang promosi, gapunya duit karena cuma tukang A tukang B pendidikannya ngga seberapa, pendidikan ngga usah dikhawatirkan. Pendidikan itu masih bisa dibentuk dan diarahkan, kalau soal akhlak sudah permanen bentuknya. Saat menjabat dia bisa sambil belajar juga.
Jadi kenapa keterwakilan berimbang itu penting sekali? Supaya seperti yang dikatakan Kennedy tadi, kemanusiaan dasar manusia dapat terjaga dan terlindungi ketika pemerintah menjawab permintaan rakyat semuanya tidak hanya yang terkuat saja. Kalau tidak berimbang, ada yang terkuat, suaranya tidak akan mewakili secara keseluruhan. Ini saja cara memilih wakil rakyat dengan benar, yang sekiranya mampu juga mendukung kekaryaan kita. Terimakasih.
Lalu juga soal kharisma itu tadi, apakah suara yang orang satu itu bisa mengimbangi suara yang lain yang kurang sesuai dengan kehendak kita padahal yang setuju banyak. Kharisma, salah satu alasan mengapa seseorang layak dan pantas untuk dijadikan panutan bagi yang lain. Pilihlah orang yang ada bakat untuk mengubah citra parlemen yang dalam lima tahun terakhir ini sangat buruk, dan orang jadi malas ngurus politik gara-gara itu. Pilih yang pergaulannya luas dan sahabatnya banyak, itu pasti orang yang punya kharisma. Perlu dicatat, tidak semua pemimpin-entah itu pemimpin organisasi, pemimpin kantor, bahkan pemimpin negara-itu punya kharisma. Jadi kalau ada yang mengumumkan track recordnya sebagai ini itu dsb jangan langsung dipercaya begitu sebab belum tentu dia bisa mewakili dengan baik.
Tidak semua yang promosi paling kenceng itu layak lho dipilih. Kita juga harus bisa introspeksi, bagaimana kita mau mendapatkan yang kita inginkan kalau kita apatis pada politik, milih orang asal-asalan ujung-ujungnya marah-marah dan menyindir. Padahal sumber dari ketidakterwakilkannya keinginan dan aspirasi itu kita sendiri juga karena kita yang memilih. Maka melalui tulisan ini saya memberi batasan-batasan supaya kita tahu siapa yang pantas kita pilih, jangan asal-asalan dan jangan sampai tertipu dengan janji-janji yang memuakkan dari beberapa orang yang tidak seharusnya mencalonkan diri. Lebih baik kita prioritaskan orang-orang yang promosinya dikit, lebih banyak diam, karena biasanya diam itu emas. Kalau ada yang bilang calon itu jarang promosi, gapunya duit karena cuma tukang A tukang B pendidikannya ngga seberapa, pendidikan ngga usah dikhawatirkan. Pendidikan itu masih bisa dibentuk dan diarahkan, kalau soal akhlak sudah permanen bentuknya. Saat menjabat dia bisa sambil belajar juga.
Jadi kenapa keterwakilan berimbang itu penting sekali? Supaya seperti yang dikatakan Kennedy tadi, kemanusiaan dasar manusia dapat terjaga dan terlindungi ketika pemerintah menjawab permintaan rakyat semuanya tidak hanya yang terkuat saja. Kalau tidak berimbang, ada yang terkuat, suaranya tidak akan mewakili secara keseluruhan. Ini saja cara memilih wakil rakyat dengan benar, yang sekiranya mampu juga mendukung kekaryaan kita. Terimakasih.
President Commissioner of Kumpulan Karya-Karyaku